DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG /
BADAN PERTANAHAN NASIONAL

6 Agustus 2008

RTR PULAU JAWA-BALI UNTUK PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTAN

Beban yang ditanggung oleh Pulau Jawa melebihi daya tampung dan daya dukungnya. Oleh karena itu, diperlukan grand strategy untuk penanganan Pulau Jawa kedepan, yang salah satunya melalui penyusunan RTR Pulau Jawa-Bali. Perpres RTR Pulau Jawa-Bali diharapkan dapat selesai pada akhir tahun 2008.

Demikian disampaikan oleh Iman Soedradjat Direktur Penataan Ruang Nasional pada workshop “Tantangan Pengembangan Pulau Jawa Bali yang Berkelanjutan” di Jakarta (6/8). Turut hadir pula Sesditjen PR Ruchyat Deni Dj, Direktur PR Wil II Sri Apriatini S, dan Direktur PR Wil IV Lina Marlia.

Penduduk Pulau Jawa-Bali di tahun 80an sekitar 94 juta jiwa, saat ini jumlah tersebut meningkat menjadi 131,8 juta jiwa atau 60 persen dari total penduduk Indonesia. Dari segi ekonomi, hal ini tentu mendorong perkembangan ekonomi yang cukup pesat. Namun dilain pihak, memberikan tekanan terhadap lingkungan seperti alih fungsi lahan pertanian dan kehutanan, daerah resapan air berkurang, dan pencemaran meningkat.

Hasil kajian dari tim daya dukung Pulau Jawa Kemenko Perekonomian menunjukkan, dengan menggunakan koefisien Jejak Ekologi (JE) kategori sedang dan rata-rata dunia, daya dukung lahan seluruh propinsi dan kab/kota di Pulau Jawa terlampaui. Kemudian, tingkat apresiasi penggunaan sumber daya alam jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan tingkat depresiasi atau kerusakan yang ditimbulkan.

RTR Pulau Jawa-Bali merupakan upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang di Pulau Jawa Bali. Ini dilakukan sesuai dengan kondisi karakteristik sosial budaya, sumberdaya alam, infrastruktur, dan dengan faktor pembatas daya dukung lingkungan Pulau Jawa-Bali. Jadi, dapat mendukung pengembangan Pulau Jawa Bali yang berkelanjutan.

Nantinya, RTR Pulau (Jawa-Bali) akan menjadi acuan dalam penyusunan RPJM Nasional 2010-2014 yang berbasis sasaran wilayah dan sektoral. “Penanganan terhadap tiap-tiap wilayah berbeda, sehingga arahan-arahan yang diberikan sesuai dengan kondisi serta karakteristik wilayah yang bersangkutan”kata Iman. (Rz)

Sumber : admintaru_060808

Kembali ke halaman sebelumnyaIndeks Berita