DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG /
BADAN PERTANAHAN NASIONAL

2 November 2012

PELOPOR PENATAAN RUANG HARUS CERDAS DAN BERJIWA SENI TINGGI

Pelajar yang cerdas dan mempunyai jiwa seni yang tinggi mutlak diperlukan dalam pembentukan Kader dan Pelopor Penataan Ruang. Tidak hanya pintar dalam hal akademik di sekolah tetapi generasi muda dituntut untuk mempunyai kecerdasan dan berjiwa seni (keindahan) yang tinggi, sehingga mereka memiliki kepekaan sosial terhadap lingkungan sekitarnya. Hal tersebut disampaikan Dik Doank yang hadir dalam FGD Pembahasan Modul Pembentukan Pelopor Penataan Ruang di Hotel Grand Kemang, Jakarta (1/11).

Senada dengan Dik Doank, Direktur Bina Program dan Kemitraan, Rido Matari Ichwan, mengatakan bahwa pelopor penataan ruang haruslah cerdas, karena mereka adalah agent of change penataan ruang di masa depan.

Pada kesempatan yang sama Kasubdit Bina Kemitraan, Rezeki Peranginangin menyampaikan bahwa penyususnan modul pelopor penataan ruang ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan pembentukan pelopor penataan ruang yang telah dilaksanakan di Bali pada bulan Juli 2012. Tujuan disusunnya modul ini agar materi yang disampaikan dapat lebih terstruktur, sehingga nantinya dapat digunakan Direktorat Jenderal Penataan Ruang (DJPR) atau pihak lain yang mempunyai kegiatan serupa sebagai referensi, tambah Rezeki.

Dalam FGD ini dibahas beberapa modul diantaranya modul workshop city rewind dan city fast forward, yang disampaikan oleh Sofian Sibarani dan David Agus Sagita. City rewind dan city fast forward mengajarkan kepada generasi muda tentang pengenalan tata ruang yang dikemas dalam sebuah simulasi/permainan terhadap suatu area dengan luasan tertentu di suatu kota dengan asumsi perencanaan dilakukan di masa lalu (city rewind) dan untuk masa depan (city fast forward).

Selain kedua modul diatas, juga dibahas modul Internalisasi Penataan Ruang dalam Kehidupan Sehari-hari oleh Prof. Dr. Purwanto serta Modul Kepemimpinan dan Membangun Kelompok oleh Neil Aldrin. FGD ini juga dihadiri Yayat Supriatna dan Nirwono Joga sebagai pembahas, rekan-rekan mentor, dan perwakilan Subdit di lingkungan DJPR.

Di akhir rapat, Rezeki Peranginangin menekankan bahwa pelatihan pelopor bukan untuk membentuk mereka (pelajar) untuk menjadi arsitek/planner tetapi agar penataan ruang dapat diterapkan oleh generasi muda dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu nantinya proses seleksi pembentukan pelopor, hendaknya ditingkatkan, pelopor tidak hanya pintar tetapi juga cerdas dan mempunyai jiwa seni tinggi. (drp/drt)


Sumber : admintaru_021112

Kembali ke halaman sebelumnyaIndeks Berita